Hal kedua, adalah membuat aturan-aturan yang mendukung hidup sehat. Seperti Car Free Day, yang juga sudah banyak dilakukan kota-kota besar di dunia. Lalu aturan ketat merokok di tempat umum seperti di New York dan Singapura. Atau meniru Jepang yang detil pada aturan mengurangi gula dalam sachet dan menerapkan pemilahan sampah sampai di rumah tangga. Ketiga meningkatkan penyediakan fasilitas untuk masyarakat menghentikan kebiasaan buruk bagi kesehatannya. Permudahan untuk masyarakat memeriksakan kesehatannya secara berkala dan teratur.
Kematian Dionisius disikapi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Makassar dengan mengeluarkan imbauan kepada seluruh dokter, paramedis dan mahasiswa kedokteran membeli pita hitam dan mengenakannya di lengan baju putih mereka masing-masing. "Malam ini beli pita, potong, pagi-pagi berjaga di depan pintu RS dan PKM masing-masing, lalu bagikan ke semua mahasiswa, dokter, paramedis. Kenakan pita hitam di lengan baju putih anda. Hanya itu saja," tulis Anton Christanto, dari IDI Cabang Makassar, Rabu (11/11).
Menurutnya, Dionisius adalah seorang dokter muda, anak muda, berbakti untuk negara, untuk kesehatan rakyat terpencil yang tabah menjalani internship agar menyelesaikan pendidikan kedokteran yang panjang, birokratis, mahal, dan melelahkan. "Dengan berbekal uang Rp 2,5 juta sebulan dia berbakti di Maluku. Kini dia telah tiada. Dia telah tiada," ujarnya.