
"Tidak khawatir. Karena kampanye terbuka tetap diberikan tetapi kampanye dialog diperbanyak," kata Tjahjo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/11/2015).
Tjahjo menegaskan, pengaturan cara berkampanye merupakan salah satu poin pembelajaran politik dari pilkada serentak. Kampanye diharapkan lebih banyak berkomunikasi dengan masyarakat ketimbang membuat kampanye akbar dengan biaya besar. Bagi Tjahjo, kampanye tidak selalu harus dilakukan dilapangan dengan panggung yang besar.
Ia menilai kampanye berdialog langsung dengan masyarakat juga sangat efektif, lebih hemat anggaran, dan dapat mengetahui aspirasi dan masalah di lapangan.
"Lebih banyak dialog, jadi kesan hura-hura hilang. Aspek-aspek money politics, aspek manipulasi surara, aspek pengawasan itu yang harus menjadi titik utama," ujar Tjahjo.