Ribuan umat Islam, dari aksi bela ulama sudah tampak ramai di masjid Raya Mujadin di Jalan Ayani 1 Pontianak Selatan, Kalimantan Barat, Sabtu (20/5) pukul 11.17 Wib. Ribuan umat Islam dari berbagai daerah menggunakan ikat kepala berwarna kuning, datang menggunakan motor dan mobil. Aksi demo damai terbut dikawal ketat oleh aparat kepolisian dan TNI- AD, dilokasi aksi demo damai juga tampak mobil ambulance. Peserta aksi Bela Ulama masih bersiap-siap untuk sama-sama berjalan kaki dari Masjid Raya Mujahidin ke Mapolda Kalbar.
Para peserta berbaju putih-putih itu mulai berdatangan ke masjid sejak pukul 09.00 WIB. Mereka berencana menyampaikan aspirasi perihal pengadangan yang menimpa dua anggota FPI di Bandara Supadio, Kalbar, beberapa waktu lalu. Jarak yang ditempuh para peserta aksi sekitar dua kilometer. Aksi Bela Ulama 205 tetap dilangsungkan karena Aksi 205 adalah aksi damai dalam menyuarakan aspirasi untuk membela ulama.
Tahun ini panitia mengusung tema "Dengan Semangat Pekan Gawai Dayak, Kita Tingkatkan Toleransi Dalam Keberagaman" dan sub tema "Melalui Seni dan Budaya Dayak Dapat Menjadi Perekat Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Khususnya di Kalimantan dan di Kalbar". Berbagai kegiatan juga sudah disiapkan panitia, di antaranya lomba permainan rakyat yang terdiri lomba menyumpit, pangkak gasing, menangkap babi, egrang, lomba seni rupa, melukis perisai, melukis kanvas, memahat/mematung, tato dan mengayam manik.
Selain itu ada juga seni pertunjukan yang terdiri dari tari Dayak kreasi, lomba lagu Dayak, sastra lisan, musik Sape', genggong, lomba peragaan busana, lomba busana anak kreasi, lomba menumbuk dan menampi padi, lomba kuliner khas Dayak dan tak ketinggalan pemilihan Bujang Dara Gawai. Berbagai atraksi dan perlombaan yang akan memeriahkan PGD ke-32 ini terbuka untuk umum, kecuali pemilihan Bujang dan dara Gawai yang sedikit eksklusif dikhususkan bagi peserta yang masih ada keturunan Dayak saja.