Hal-hal indah dapat dilihat dan ditemukan lagi pada 2018. Berikut fenomena angkasa yang akan terjadi di tahun depan:
Supermoon, 2 Januari 2018
Di awal tahun 2018, kita sudah bisa menikmati fenomena langit yang pertama: supermoon! Tepat pada hari Selasa, 2 Januari 2018, kita bisa melihat bulan purnama di jarak terdekat dari bumi alias perigee. Hal ini menyebabkan bulan terlihat sedikit lebih besar dari biasanya, meskipun mungkin tidak terlalu tampak dengan mata telanjang. Supermoon kali ini merupakan yang paling terang sejak tahun 2016 hingga 2034. Sayangnya puncak supermoon terjadi pada pagi hari 09:24 WIB, sehingga kemunculannya mungkin akan terhalang sinar matahari. Namun, setidaknya kita masih bisa mengamati fenomena langit ini sejak Selasa dinihari.
Gerhana
Kita tidak akan melihat gerhana matahari total lagi di 2018. Meskipun begitu, ada tiga gerhana matahari sebagian dan dua gerhana bulan total yang bisa dilihat dari berbagai tempat di dunia.
31 Januari: Gerhana bulan total terlihat jelas dari Australia, Amerika Utara, timur Asia dan Samudra Pasifik.
15 Februari: Gerhana matahari sebagian bisa dilihat dari Antartika, Cile dan Argentina.
13 Juli: Gerhana matahari sebagian terlihat dari Antartika dan ujung selatan Australia.
27 Juli: Gerhana bulan total, sebagian besar terlihat dari negara-negara di Eropa, Afrika, Asia Tengah, dan Australia Barat.
11 Agustus: Gerhana matahari sebagian tampak di timur laut Kanada, Greenland, Eropa Utara, dan timur laut Asia.
Hujan Meteor
Hujan Meteor Quarantid, 4 Januari 2018. Setiap tahun, terjadi beberapa hujan meteor. Jika menangkap momen tersebut dengan kamera, Anda akan mendapatkan hasil foto yang spektakuler. Dua hujan meteor terbaik yang wajib Anda lihat adalah Perseid dan Geminid. Perseid akan muncul di langit malam pada 12-13 Agustus dengan 60 meteor per jam. Sementara Geminid akan menyapa pada 13-14 Desember dengan 120 meteor per jam.
Lubang hitam
April tahun ini, proyek multi teleskop bernama Event Horizon Telescope berusaha untuk memotret cakrawala peristiwa lubang hitam. Pada pertengahan 2018, diperkirakan kita bisa melihat gambar pertama lubang hitam Sagitarius A tersebut.
Eksplorasi Bulan
Ini memang belum pasti, namun sepertinya penduduk Bumi akan berkunjung lagi ke Bulan. Orang terakhir yang menginjakkan kaki di Bulan adalah Eugene Cernan, astronaut NASA, pada 1972. Di 2018 mendatang, India untuk pertama kalinya dalam sejarah, akan menempatkan rover di Bulan. Tiongkok dengan Chang’e 4 dan Chang’e 5-nya juga akan melakukan misi eksplorasi. Sementara itu, SpaceX bahkan mengatakan bahwa mereka memiliki rencana untuk meluncurkan paket wisata ke Bulan bagi warga biasa (bukan astronaut). Menggunakan wahana antariksa yang beroperasi tanpa pilot, SpaceX memungkinkan Anda mengelilingi Bulan selama seminggu.
Bertemu asteroid
Pada 2018, dua penjelajah asteroid akan bertemu dengan ‘target’nya. Di Juni, Hayabusa 2 milik JAXA, yang diluncurkan pada 2014 akan bertemu dengan asteroid Ryugu. Sementara pada Agustus, OSIRIS-REX dari NASA akan bertemu dengan asteroid dekan Bumi, Bennu.
Ledakan kembang api pulsar
Di tahun depan, pulsar, bintang neutron yang berotasi dengan cepat, akan terbang melintasi salah satu bintang paling terang di galaksi. Ketika itu terjadi, akan ada ledakan kembang api astrofisika yang membantu para peneliti mengukur massa, gravitasi, medan magnet, dan angin bintang.
Bluemoon 31 Maret 2018, Oposisi Super Dekat Mars, 27 Juli 2018, Elongasi Maksimum Venus 18 Agustus 2018,