Headlines News :
Home » » Klitih - Kriminalitas Remaja Teror di Jogjakarta

Klitih - Kriminalitas Remaja Teror di Jogjakarta

Kronologi Geng Klitih Teror di Jogjakarta Korban Adnan Wirawan Ardianto MeninggalDua siswi sekolah dan satu mahasiswi menjadi korban pembacokan orang tak dikenal. Ketiganya dilukai di tempat terpisah dalam rentang waktu satu jam di wilayah yang berdekatan. Dua siswi dibacok di Jalan Nyi Pembayun Kotagede Yogyakarta. Sementara mahasiswi dibacok di Janturan, Umbulharjo. Kapolsek Kotagede Kompol H.M. Suparman kepada Metrotvnews menjelaskan peristiwa terjadi pada Senin siang 25 April.

NER, 12, siswi SD Kotagede, tengah pulang sekolah dengan sepeda kayu. Saat melintas Lapangan Karang Kotagede, NER dipepet lelaki misterius yang naik sepeda motor. "Saya enggak sempat lihat senjatanya, karena sudah panik berdarah-darah," ujarnya seperti dikutip dari Tribun Jogja. NER sempat melihat sekilas, pelaku sendirian menggunakan motor Supra hitam dan memakai jaket hitam. NER menderita luka sayatan sepanjang 5 sentimeter. "Kami belum tahu jenis senjatanya," kata Suparman. NER dilarikan ke RS Muhammadiyah Kotagede. Lukanya harus ditutup dengan 20 jahitan.

Korban kedua K, 16, siswi SMA Banguntapan di jalan Pembayun Kotagede. K dibacok di lengan kanan dan menimbulkan luka panjang. "K dilarikan ke RS Hidayatullah," kata dia. Sedangkan mahasiswi berinisial N, 19, dibacok di Jalan Janturan Umbulharjo saat hendak masuk kuliah. Teman-temannya segera melarikan N ke RS Hidayatullah. Suparman mengatakan pelaku teror tidak ada sangkut pautnya dengan pelaku teror penembakan yang terjadi di Kota Magelang, Jawa Tengah. Menurut catatan media, pembacokan kerap terjadi di jalanan di Yogyakarta. Di grup tertutup Facebook Info Cegatan Jogja, yang rajin merekam kejadian di provinsi itu, aksi pembacokan kerap menghiasi linimasanya.

Merdeka mencatat, pada Desember 2014, dalam dua hari ada tiga pembacokan. Aksi pembacokan ini sering dikaitkan dengan kenakalan remaja. Mereka bisa menyebutnya dengan Klitih, alias mencari kesibukan. Kesibukan ini biasanya dilakukan dengan berkeliling mengendarai sepeda motor selepas sekolah. Mereka mencorat-coret tembok dengan cat semprot, atau mencari pelajar sekolah lain yang dianggap sebagai musuh. Namun tak jarang, mereka menyasar orang umum dan tak hanya beroperasi di waktu pulang sekolah. Menurut Cembre, salah satu pengakuan mantan pelaku, Klitih sudah lama dilakukan oleh oknum pelajar di Yogyakarta. Biasanya mereka tergabung dalam geng yang mengatasnamakan solidaritas satu sekolah.

Saat masih sekolah, dia bersama teman-temannya kerap putar-putar kota saat jam berangkat dan pulang sekolah. Menunggu di ruas jalan yang biasanya dilalui sasaran, yakni pelajar sekolah lain. Begitu mendapati target dengan mengidentifikasi dari bat seragam, dilancarkanlah aksi kekerasan itu. "Langsung disikat tanpa pandang bulu dia terlibat permusuhan atau tidak," kata Cembre. Awal bulan ini, kasus serupa menimpa seorang pelajar Madrasah Aliyah di Ngampilan Yogyakarta. Ari Prasetya (17) dibacok orang tak dikenal saat berangkat sekolah. Pelaku membacok korban tepat di depan gerbang sekolah, Sabtu (2/4) pagi. "Kasus ini masih diselidiki," jelas Kapolsek Ngampilan, Kompol Kusila.

Polres Sleman bahkan menggelar operasi Anti-Klitih di wilayahnya. Kapolres Sleman AKBP Yulianto mengatakan di wilayah Sleman masih ditemukan anak-anak yang keluar malam dan berujung melakukan tindakan melanggar hukum. "Mereka keluar malam, enggak jelas juntrungannya," ujar Yulianto, Rabu (6/4) seperti dipetik dari Tribun Jogja. Guna memberantas Klitih, Yulianto memerintahkan jajarannya untuk melakukan operasi di tempat-tempat yang sering digunakan untuk nongkrong anak muda.
Share this article :
 
Support : Creating Website | Data Biografi | Mas Template
Copyright © 2011. Peristiwa Fenomena - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger