Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS) akan menyelenggarakan upacara kemerdekaan 17 Agustus 2013 di puncak Semeru. Upacara bendera bakal diikuti oleh mahasiswa dan pecinta alam. Jumlah peserta upacara di puncak dibatasi maksimal 600 pendaki. "Kita mengakomodasi 10 persen pendaki dari luar Jawa," kata juru bicara BBTN BTS, Nova Elina. Pendakian ke puncak dibatasi karena jalur pendakian mulai Kalimati-Cemoro Tunggal sempit sehingga membahayakan keselamatan pendaki. Sebab, jika tak hati-hati bisa terpeleset masuk jurang.
Pada 2012 lalu, kuota 600 pendaki tak terpenuhi. Namun, petugas BBTN BTS tetap disiagakan untuk mengantisipasi membludaknya pengunjung. Petugas disiagakan di lima pos meliputi Ranu Pani, Ranu Kumbolo, Kali Mati, Cemoro Tunggal atau Arca Pada dan puncak Semeru. "Setiap pos dijaga 10 petugas," katanya. Mereka bersiaga sejak 14 Agustus mendatang. Untuk kegiatan ini, BBTN BTS bekerjasama dengan organisasi pecinta alam. Balai juga telah membersihkan jalur pendakian dan keamanan selama upacara berlangsung. Aktivis pecinta alam di Malang memprotes upacara bendera di puncak Semeru karena dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan ekosistem.
Kegiatan itu akan mengundang ribuan pendaki ke Semeru yang akan menyisakan sampah plastik bungkus makanan yang banyak menumpuk di Semeru. Johny Wiro pecinta alam asal Malang menyayangkan sikap BBTN BTS yang tak mengendalikan pendakian ke puncak Semeru. Johny mengaku mendapat tawaran dari berbagai pihak yang mengajak mendaki secara kolosal. Mereka yang mengajak, katanya, menyatakan telah bekerjasama dan berkoordinasi dengan BBTN BTS, dan Badan SAR Nasional. Johny merupakan pendaki kawakan. Ia, antara lain, mengevakuasi jenasah Soe Hok Gie dari puncak Semeru.
Selain di puncak, upacara juga diselenggarakan di Kali Mati, Ranu Kumbolo, dan Ranu Pani. Sejumlah petugas medis, polisi, dan potensi SAR juga disiapkan selama upacara berlangsung. Apalagi, saat ini suhu udara di Semeru sangat dingin, antara 5-0 derajat celsius. Sebelumnya, beberapa kali upacara bendera di puncak Semeru ditiadakan karena aktivitas vulkanik meningkat yang ditandai guguran lava pijar dan awan panas. Demi keamanan, para pendaki dilarang naik sampai ke kawasan kawah Jonggring Saloka.
Sejumlah pemerhati lingkungan mendesak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk membatasi kuota pendakian Gunung Semeru. Selain keamanan dan kenyamanan pendaki, faktor sampah plastik yang ditinggalkan pendaki menjadi alasan mereka. Keberadaan sampah plastik yang ditinggalkan oknum pendaki kawasan Gunung Semeru sangat memprihatinkan. Dengan kuota pendakian, taman nasional akan lebih maksimal mengawasi para pendaki berikut potensi sampah yang dibawa pendaki. Libur panjang akhir pekan kemarin, jumlah pendaki melonjak hingga mencapai 3.000 orang.