Keberadaan hantu biasanya dilihat dari adanya gelombang elektromagnetik yang terpancar. Elektromagnetik sangat dikaitkan dengan adanya keberadaan sosok hantu. Tak heran jika elektromagnetik selalu jadi teori yagn dikaitkan dengan makhluk tak kasat mata ini. Hal inilah yang mempengaruhi persepsi manusia tentang adanya hantu.
Gelombang eletromagnetik pada tubuh manusia secara langsung mempengaruhi otak. Menurut penelitian, adanya pola aktivitas aneh di otak yang disebabkan adanya elektromagnetik tersebut membuat seseorang merasa ada hantu di dekatnya.
Terlebih lagi seperti yang diceritakan bahwa kondisi bus yang memang sudah tua. Kemungkinan terdapat sumber gelombang elektromagnetik di dalam bus tersebut yang membuat persepsi penumpang menjadi halusinatif. Hal ini bisa menjadi bukti bahwa hantu sebenarnya hanyalah persepsi otak yang agak 'kacau' karena faktor luar.
Teori infrasound juga bisa dikaitkan dengan viralnya kisah bus hantu yang ramai di media sosial ini. Infrasound adalah suara dengan frekuensi yang sangat rendah, hingga manusia tak akan bisa mendengarnya. Biasanya hanya berfrekuensi 19 Hz. Suara semacam ini ternyata mampu dibuktikan secara ilmiah dapat membuat seseorang tak nyaman secara fisiologis.
Infrasound sangat masuk akal jika terjadi di dalam kendaraan. Sebuah studi ilmiah pernah meneliti tentang dampak suara turbin angin serta suara lalu lintas di sebuah pemukiman. Suara dengan frekuensi yang sangat rendah ini ternyata dapat menyebabkan disorientasi, perasaan panik, perubahan denyut jantung dan tekanan darah, serta perasaan ditakuti oleh hantu.
Jika melihat dari kisah bus hantu tersebut, ada banyak faktor yang bisa mengakibatkan timbulnya infrasound seperti kecepatan, jendela mana yang terbuka, serta kondisi permukaan jalan.