Headlines News :
Home » » Pembakaran Masjid di Tolikara - Papua

Pembakaran Masjid di Tolikara - Papua

Kronologis Penyebab Pembakaran Masjid di Tolikara PapuaKomisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyayangkan aksi pembakaran masjid yang terjadi di Papua, Jumat (17/7). Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigay mendesak pengusutan tuntas atas peristiwa tersebut. Natalius mengaku sudah meminta penjelasan dari warga sekitar untuk mengetahui duduk perkara. Dikatakan olehnya, peristiwa pembakaran masjid tersebut jauh dari konflik keagamaan. Apalagi kebencian terhadap Islam.

Pembakaran tersebut buntut reaksi masyarakat mayoritas atas kegagapan Kepolisian dan pemerintah setempat soal aktivitas keagamaan lokal. Natalius menerangkan, pembakaran masjid berawal dari peristiwa sepekan lalu. Kata dia, sejumlah jemaat Gereja Gidi melayangkan surat himbauan, isinya berupa pemberitahuan, bahwa pada 13 sampai 17 Juli akan dilaksanakan suatu gelaran keagamaan para jemaat di wilayah tersebut.

Kegiatan jemaat itu mengingatkan larangan agar seluruh kegiatan keagamaan lain, yaitu Islam dan juga Kristen tak membuat kebisingan dan mengusik ketentraman. Jemaat meminta agar gereja dan masjid tak menggunakan pengeras suara dalam peribadatannya. Permintaan tersebut dimintakan jemaat Gereja Gidi dengan tertulis ke semua gereja dan masjid. Surat permintaan tersebut, kata Natalius, ditebuskan ke pihak kepolisian dan pemerintah setempat. Akan tetapi kepolisian dan pemerintah setempat tak mengantisipasi kegiataan keagamaan Gereja Gidi yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri bagi umat Islam.

Pada akhirnya, sejumlah kelompok pemuda dari Gereja Gidi melakukan protes ketika gema takbir Idul Fitri berkumandang dari masjid di perkampungan Karubaga, Kabupaten Tolikara. Jemaat Gereja Gidi hendak menyampaikan protes, agar peribadatan umat Islam ketika itu tak menggunakan pengeras suara. Umat Islam ketika itu hendak mendirikan shalat Ied. Namun, aksi protes jemaat Gereja Gidi dihalau oleh kepolisian yang berjaga di sekitar masjid. Halaun aparat keamanan membuat aksi jemaat Gereja nekat. Sasaran kemarahan sebenarnya ialah aparat kepolisian yang berjaga-jaga di masjid.

Kemarahan tersebut direspon dengan tembakan. Diungkapkan Natalius, ada 11 jemaat Gereja Gidi ditembak peluru tajam karena hendak protes. Sampai sekarang, kesebelas pemuda itu masih dirawat. Penembakan tersebut dinilai Natalius semakin memicu amarah jemaat Gereja Gidi. Natalius mengatakan, Komnas HAM menyesalkan tindakan pembakaran masjid tersebut. Namun, rangkaian peristiwa tersebut juga harus disidik dari muasalnya. Sebab, dia yakin tidak adanya kebencian masyarakat Papua terhadap agama Islam. - Republika
Share this article :
 
Support : Creating Website | Data Biografi | Mas Template
Copyright © 2011. Peristiwa Fenomena - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger