Headlines News :
Home » » Perseteruan Ahok vs FPI Soal Kursi Gubernur DKI Jakarta

Perseteruan Ahok vs FPI Soal Kursi Gubernur DKI Jakarta

Perseteruan FPI Vs Ahok Soal Kursi DKI 1 - Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan segera dilantik menjadi Gubernur, menggantikan Gubernur DKI Joko Widodo yang terpilih menjadi Presiden. Namun langkah Ahok menuju kursi DKI 1 tak berjalan mulus. Ada saja kelompok yang tidak suka bila Ahok menjadi Gubernur. Salah satunya Front Pembela Islam (FPI) yang terang-terangan menolak Ahok dengan memasang spanduk dan mengancam akan menggeruduk kantor DPRD DKI. Berikut perseteruan FPI dan Ahok terkait kursi DKI 1: 1. Pasang Spanduk FPI DKI Jakarta memasang spanduk penolakan mereka terhadap Ahok. Penolakan terlihat dari spanduk yang ditempel di lampu merah Pejaten, Jakarta Selatan. Spanduk itu berukuran 2x1 meter, berwarna putih bertuliskan 'TOLAK AHOK.. HARGA MATI'. Di spanduk tersebut juga tertulis FPI DPD-FPI DKI Jakarta dan Madar Laskar Pembela Islam (LPI) DKI Jakarta. Spanduk itu baru terlihat terpasang pada Kamis (18/9/2014). Menurut salah satu tukang ojek, Seno, spanduk penolakan terhadap Ahok baru terpasang. Sebelumnya tidak ada spanduk seperti itu di wilayah tersebut. "Baru itu. Kemarin belum ada," jelas Tri. "Kemungkinan semalam dipasangnya," tutupnya. 2. Ancam Geruduk DPRD Selain memasang spanduk tolak Ahok di lima wilayah DKI. FPI juga mengancam akan menggeruduk DPRD DKI di Kebon Sirih, Jakpus pada 24 September mendatang. "Kita sebar di 5 wilayah, kita tolak Ahok. Kita juga akan demo besar-besaran ke DPRD DKI," terang Ketua FPI DKI, Salim Alatas, Kamis (18/9/2014). Pria yang dikenal dengan nama panggung Habib Selon ini mengaku pada 24 September massa FPI dan ormas Islam akan datang ke DPRD. Massa akan bergerak dari Petamburan markas FPI. "Kita tidak ditunggangi orang politik, kita tidak akan rusuh. Kita menolak Ahok harga mati karena dia bukan orang Islam, dan dia merasa hebat," terang Selon. Selama ini FPI melihat Ahok suka asal ngomong. Ahok juga dinilai tak memakai etika. "Ini banyak PNS yang sudah tua mengadu ke kita. Tegas oke, tapi jangan merasa hebat, jangan mulutnya kaya comberan," urai Selon. Selon mengaku tak punya calon untuk menjadi Gubernur DKI. Bagi dia yang penting Islam, karena dahulu warga DKI memilih Jokowi bukan Ahok. "Kalau bisa berantas korupsi mah, semua juga bisa bukan hanya Ahok. Sudah kewajiban berantas korupsi. Buat kita gubernur yang penting Islam," jelas Selon. Dia juga menegaskan bahwa biaya spanduk berasal dari kantong FPI sendiri bukan dari pihak lain. "Haram kalau dari orang lain," tutup dia. 3. Ahok Santai Wagub DKI Basuki T Purnama atau Ahok kalem saja menanggapi penolakan FPI atas dirinya. Ahok memilih tak berpolemik. Dia malah melontarkan pujian atas spanduk yang dipasang FPI di beberapa wilayah DKI itu. Lho! "Biarin saja, ya baguslah," terang Ahok di Jakarta, Kamis (18/9/2014). Ahok kemudian tak menjawab lagi. Ahok memang akan menjadi Gubernur DKI. Sesuai UU, dia menggantikan Jokowi yang menjadi presiden. Proses Ahok menjadi Gubernur ini sesuai hukum. Ahok juga mendapat pujian soal kinerjanya. 4. Ahok Dibela DPRD DPRD DKI menganggap penolakan FPI itu tak sesuai ketentuan. Sebab memang sesuai aturan jika Jokowi mengundurkan diri maka wakilnya yang akan menggantikan posisi Jokowi. "Nggak bisa, ini sudah ketentuannya, apabila kepala daerah mengundurkan diri maka wakil kepala daerah yang mengisi kekosongan itu. Jadi sudah pasti nanti Gubernurnya Pak Ahok," kata Sekretaris Fraksi NasDem DPRD DKI, Hasan Basri di Gedung KNPI, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2014). Hasan menegaskan, isu SARA sangat tidak pantas untuk dijadikan alasan penolakan Ahok sebagai Gubernur DKI. Menurutnya, Indonesia bukanlah negara Islam dan sebagai warga negara kita harus tunduk kepada konstitusi. "Ini negara kita bukan negara Islam. Jadi saya berharap janganlah melihat dari agama atau latar belakangnya. Melainkan kita berharap ke depan demi kemajuan Jakarta ajalah," jelasnya. "Saya beri contoh di Minahasa, seorang ibu dengan berjilbab itu menjadi kepala desa dengan mayoritas 3 ribu lebih warganya non muslim, mereka memilih beliau, dan orang non muslim mempercayakan beliau sebagai kepala daerah. Ya kita (muslim) bisa menirunya dan percaya kepada non muslim," terang politikus Partai Nasdem ini.(merdeka)
Share this article :
 
Support : Creating Website | Data Biografi | Mas Template
Copyright © 2011. Peristiwa Fenomena - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger