Kapolres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar CH Patoppoi menyebutkan, dugaan awal kebakaran di Terminal 2E Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (5/7/2015) adalah hubungan arus pendek di oven salah satu ruangan di JW Sky Lounge. Saat kejadian berlangsung, seorang pegawai melihat percikan api dari oven kemudian api membesar sampai terjadi kebakaran.
"Dugaan sementara api dari oven itu. Tapi kita masih tunggu laporan dari Puslabfor Mabes Polri. Sekarang sedang proses olah TKP (Tempat Kejadian Perkara)," kata Patoppoi. Menurut Patoppoi, saat kejadian berlangsung, ada dua orang pegawai JW Sky Lounge yang baru masuk kerja. Mereka berdua sudah berada di sana sejak jam 03.00 WIB. Oven tersebut merupakan oven yang biasa digunakan untuk memasak.
Sejak pegawai itu tiba, oven sudah tersambung dengan listrik. Namun, percikan api baru dilihat sekitar jam 05.50 WIB lalu disusul dengan ledakan dari oven kemudian membakar seisi lounge. Petugas pemadam kebakaran tiba di lokasi sekitar jam 06.10 WIB. Sampai saat ini, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap dua orang pegawai yang berada di TKP. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sedangkan untuk nilai kerugian masih belum bisa dipastikan.
Para calon penumpang mulai kecewa dengan pelayanan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pasca-insiden kebakaran di Terminal 2E yang menyebabkan sejumlah penerbangan ditunda. Seperti yang diutarakan Prana, salah satu penumpang Garuda Indonesia tujuan Medan. Dia yang awalnya dijadwalkan berangkat pukul 11.25 WIB terpaksa dibatalkan. "Saya mau ke Medan karena ada keluarga yang meninggal. Karena delay jadi saya batalkan. Percuma reschedule juga, enggak bakal terkejar pemakaman di sana," tukasnya, Minggu (5/72015).
Menurut dia, hal seperti ini sangat mengganggu kepentingan calon penumpang. Bandara yang memiliki kelas Internasional seperti Soekarno-Hatta seharusnya memiliki sistem pencegahan kebakaran yang baik. "Jelas sanggat tergganggu. Gara-gara kebakaran semua pelayanan lumpuh. Sudah gitu tidak ada petugas yang bertanggung jawab mengenai kejelasan penumpang yang gagal berangkat. Saya dilempar ke sana sini. Ini bisa jadi tertawaan dunia," pungkasnya.
Prana pun memilih refund dua tiket yang dia beli seharga Rp2,8 juta dan Rp4,3 juta di kantor costumer service Garuda Indonesia di Terminal 2F. Penumpang lainnya, Erik, memilih untuk reschedule penerbangan ke Bangkok dari jadwal sebelumnya 09.40 WIB. Pasalnya dia harus mengikuti pelatihan pendidikan besok pagi. "Saya rescedule jam 12.55 WIB. Besok pagi saya dijemput di sana," ujarnya. Namun ada pula penumpang yang sabar. “Sudah mulai normal kok, ini ya wajar kalau musibah ada delay. Lagian kalau enggak delay bukan bandara di Indonesia kan,” ujar Ahmad Soemawisastra penumpang lainnya.