Tawuran warga antara Kp. Hujung Kidul dengan Kp. Cibogo berujung tewasnya Didin Sarifudin (33) warga Kp. Cibogo, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kota Cimahi, pada Jumat (24/5) malam. Korban mengalami luka parah di bagian kepala dan wajah, patah jempol kiri, patah kaki kiri, dan punggung retak. Selain Didin, rekannya, Yana alias Borling yang juga warga Cibogo juga kritis dan dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun "GM", tawuran dua kelompok warga yang masih satu kecamatan ini bukan merupakan yang pertama kali. Sebelumnya sudah terjadi tiga kali cekcok dan berusaha didamaikan oleh pengurus wilayah. Namun, gejolak permusuhan yang disebabkan "saling senggol" di jalanan ini kembali memuncak pada Jumat malam. Peristiwa yang meresahkan warga itu, berawal dengan kedatangan Borling dan Didin ke Kampung Hujung. Mereka mencari warga Hujung bernama Sopian. Saat bertemu di depan PT Matahari, duel pun terjadi antara Sopian bersama warga Kp. Hujung lainnya dengan dua korban tadi.
Ketua RW 07 Kp. Hujung, Dadang Herman (39) mengaku, ia tidak mengetahui persis pemicu masalah yang menewaskan warga Kp. Cibogo. "Dari warga kami, Yayat saat ini sudah diamankan di Polsek, sedangkan Sopian masih menghilang," katanya. Dikatakan Dadang, warganya itu tidak bermaksud membantai korban. "Kami hanya membela diri karena yang datang ke sini dan membawa senjata adalah mereka," katanya. Berbeda dengan Dadang, adik korban, Eros (28) mengatakan, kedatangan kakaknya ke Kp. Hujung Kidul untuk berdamai. "Tidak mungkin kakak saya menyerang Kp. Hujung dengan datang bersama seorang temannya. Itu namanya cari maut," katanya.
Warga Khawatirkan Serangan Susulan, Hujung Kidul Masih Mencekam. Pascatawuran yang melibatkan warga Kampung Hujung Kidul dengan Kampung Cibogo di depan PT Matahari pada Jumat (24/5) malam, suasana di RT 09/RW 07, tempat pembantaian korban masih mencekam. Warga Kampung Hujung Kidul masih mengkhawatirkan bakal terjadinya serangan susulan setelah Didin Sarifudin (33), warga Kampung Cibogo tewas. Keresahan warga Kampung Hujung Kidul karena masih mendengar isu bakal adanya serangan warga Kampung Cibogo dengan jumlah masa yang lebih banyak pada Sabtu (25/5) malam. Gara-gara isu tersebut, warga sudah mengantisipasi dengan berdiam diri di rumahnya masing-masing selepas magrib.
Sementara, garis polisi masih terbentang di pertigaan jalan menuju arah PT Matahari. Ketua RW 07 Kampung Hujung, Dadang Herman (39) mengakui bila warganya sempat dihantui isu akan terjadi serangan susulan. "Kami memang khawatir akan terjadi serangan lagi. Semoga saja tidak terjadi dan wilayah kami kembali aman dan tenang," katanya. Dadang mengimbau kepada warganya agar tidak terpancing isu apa pun yang mengarah pada permusuhan dan pertikaian. "Bahkan warga yang memiliki warung dan tempat tongkrongan diimbau agar menutup warungnya sampai pukul 20.00 WIB. Hal ini untuk mengurangi risiko berkumpulnya warga hingga memancing tawuran lagi," ujarnya.
Mengenai seorang warganya bernama Sopian, yang diduga sebagai tersangka dalam pertikaian, Dadang mengaku belum mengetahui keberadaannya. Warga Kampung Hujung Kidul, Sopandi (32) merasa khawatir karena dengan adanya korban, permusuhan akan semakin panjang. "Intinya kami jangan terpancing isu apa pun, meski sebenarnya cukup resah juga," katanya. Sebelum situasi tenang, Sopandi berharap penjagaan polisi tetap disiagakan. "Dengan dijaga polisi, setidaknya masyarakat lebih tenang. Karena kejadian kemarin pun sebenarnya bukan tawuran, tapi mereka yang menyerang kami. Kami hanya berusaha membela diri," ujarnya.
Peristiwa yang meresahkan warga itu, berawal dari kedatangan Borling dan Didin ke Kampung Hujung Kidul. Mereka mencari warga Hujung Kidul bernama Sopian. Saat bertemu di depan PT Matahari, duel pun terjadi antara Sopian yang dibantu warga Kampung Hujung Kidul lainnya dengan Borling dan Didin. Dalam perkelahian, samurai dan golok yang dibawa Didin dan Borling memakan tuannya. Sementara itu, Kapolres Cimahi, AKBP Anwar meyakinkan, pihaknya sudah mengantongi beberapa nama yang dicurigai dan menjadi pemicu kerusuhan. Polisi juga sudah meminta keterangan dan mengumpulkan sejumlah barang bukti, yaitu samurai, golok, dan batu bata.
Polsek Cimahi Selatan telah menetapkan 4 tersangka dan memeriksa 8 orang saksi dalam kasus pengeroyokan dua warga Kampung Cibogo, Kelurahan Leuwigajah, Yana alias Borling dan Didin Sarifudin. Didin tewas di tangan warga Kampung Hujung Kidul, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan. Kapolsek Cimahi Selatan, Kompol Sutarman mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan sejumlah saksi, kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah. Ia mengatakan, hingga saat ini polisi masih mengejar seorang warga Kampung Hujung berinisial S yang menghilang. "Mereka terjerat pasal 170 tentang tindak pidana kekerasan dan penganiayaan pasal 351 KUHPidana," kata Sutarman.
Bukan tawuran - Sementara itu, Wali Kota Cimahi, Hj. Atty Suharti Tochija mengatakan, peristiwa berdarah di Kampung Hujung Kidul bukan merupakan tawuran warga. Ia mengatakan, peristiwa itu dipicu oleh satu dua orang warga yang memiliki masalah. "Dari informasi yang kami terima, kejadian di Kampung Hujung Kidul dipicu rebutan lahan parkir. Jadi bukan tawuran warga. Hanya beberapa orang yang mempunyai masalah," katanya di Aula Gedung A Pemkot Cimahi. Karena itu, Atty berharap, koordinasi dalam penataan lahan parkir lebih terorganisasi. Dengan begitu, tidak akan ada penguasaan lahan yang menimbulkan arogansi.
Kepala Kantor Kesatuan Bangsa (Kesbang) Kota Cimahi, Ahmad Saefulloh menyayangkan terjadinya bentrok berdarah di Kampung Hujung Kidul. Untuk mengantisipasi terulangnya kejadian serupa, ia telah berkoordinasi dengan pemerintahan setempat. "Saat ini, jika membaca situasi dan kondisi, masih kondusif. Semoga tidak terulang dan masyarakat tidak lagi resah atau waswas," ujarnya. Dalam meredam permusuhan kelompok warga dari dua kampung, Kesbang akan menjembatani dan menjadi mediator. "Mediasi akan kami lakukan. Tapi untuk sementara, kami masih melihat kondisi. Apalagi, pihak keluarga korban juga masih berduka," jelasnya.
Menurut Ahmad, bila mediasi dilakukan saat ini, dikhawatirkan ada pihak yang bakal terpovokasi lagi. "Untuk sekarang kami masih cooling down," katanya. Ahmad mengatakan, Kesbang masih mendalami akar permasalahan yang memicu bentrokan. Menurutnya, karakteristik daerah Cimahi Selatan memang rawan konflik. Kondisi ini disebabkan banyaknya industri dan padatnya penduduk. "Bila dibandingkan Cimahi Utara dan Cimahi Tengah, wilayah Cimahi Selatan paling rawan bentrokan dan kriminalitas. Apalagi bila melihat kawasan industri di sana relatif ada sumber penghasilan menggiurkan bagi beberapa sekelompok orang," papar Ahmad. -Galamedia-