Headlines News :
Home » » Negara Lain Puasa Ramadhan 9 - 21 Jam

Negara Lain Puasa Ramadhan 9 - 21 Jam

Negara Puasa Ramadhan 21 Jam dan 9 JamUmat muslim dunia saat sedang menjalankan ibadah puasa. Menahan lapar, haus, dan terutama hawa nafsu. Kondisi geografis ternyata sangat berpengaruh dalam menjalankan ibadah tersebut, ada yang harus berpuasa hingga lebih dari 20 jam, atau sebaliknya, kurang dari 12 jam. Cuaca juga menjadi faktor penting. Umat muslim di Teluk menghadapi salah satu bulan puasa terberat. Sebab, Ramadan tiba di tengah cuaca terik padang pasir. Waktu berpuasa pun makin panjang, lebih dari 15 jam sehari di pertama bulan suci.

Variasi jumlah jam puasa di bulan Ramadan di seluruh dunia tergantung pada wilayah geografis, dan itu akan menjadikan Muslim di Eropa pada tahun ini adalah yang tertinggi dalam jumlah jam puasa, yang akan mencapai maksimal 21 jam di Denmark, sementara jam puasa paling sedikit adalah untuk Muslim Argentina 9 setengah jam.

Terlepas dari adanya fatwa dari Al-Azhar Al-Sharif yang memungkinkan negara-negara yang mencapai jam puasa tinggi untuk adopsi negara Muslim terdekat, umat Islam di Denmark sepakat untuk berpuasa dari mulai fajar hingga matahari terbenam (21 jam), seperti yang dinyatakan Hussein Ghiwan dari Pusat Kebudayaan Islam Kopenhagen.

Jumlah jam puasa di Timur Tengah antara 14 dan 15 jam, seperti yang terjadi di Arab Saudi dan Yaman, tidak berbeda di Afrika Utara, di mana jumlah puasa jam sampai 14 jam di Libya dan Maroko, dan naik ke 16 setengah jam di Kairo, dan meningkat lagi jam puasa di Belanda dan Belgia 18 setengah jam, naik lagi jumlah jam puasa di Islandia 20 jam, dan untuk negara-negara seperti Brazil memiliki 11 jam sedang di Australia 10 jam.

Dan jam puasa tinggi ini bertepatan tahun ini dengan suhu tinggi, yang diperkirakan akan mencapai suhu di negara-negara Teluk hingga 50 derajat. Namun, soal waktu, umat muslim di Teluk masih kalah di sejumlah negara Belahan Bumi Utara seperti Swedia. Denmark, dan Finlandia, yang bisa melebihi waktu 20 jam. Luar biasa! Lebih jauh ke utara, di Swedia dan Islandia, mereka tak pernah mendapatkan gelap di Bulan Juni. Dan ini berarti, terang bisa terjadi sepanjang 24 jam -- di Ramadan 2015, dua tahun lagi.

"Aturan Islam sangat jelas terkait puasa. Bahwa umat muslim tak boleh makan dan minum sebelum fajar sampai matahari terbenam, tetapi ada pengecualian karena agama Islam fleksibel, "kata Sheikh Abdul Basit Dirawi, ustad di Abu Dhabi, seperti dimuat Emirates 24/7, Rabu (10/7/2013).

"Misalnya, saat seorang muslim yang berpuasa bepergian dengan pesawat ke tempat jauh. Dalam kasus seperti itu, ia harus membuat estimasi logis. Di daerah, di mana matahari tidak pernah terbenam, ia hanya harus mengikuti pola kota terdekat atau mencari saran para ulama jika mungkin."

Di sisi lain, di belahan lain dunia, muslim di negara Amerika Selatan seperti Argentina menikmati puasa terpendek. Rata-rata hanya 9 jam. Sementara di Australia, di mana ribuan muslim tinggal, waktu puasa sedikit lebih panjang dari Amerika Latin, rata-rata 10 jam selama Ramadan. Sebab, bertepatan dengan musim dingin.

Efek Cuaca - Sebelum merasa kasihan dengan umat muslim di Belahan Bumi Utara, ada baiknya kita memperhatikan soal cuaca. Meski puasa berlangsung amat panjang, cuaca musim panas di sana cenderung ringan, dengan suhu relatif rendah, tak lebih dari 25 derajat Celcius. Sementara, meski lebih pendek, Ramadan di Semenanjung Arab bertepatan dengan periode terpanas tahun ini, dengan suhu udara bisa mencapai 50 derajat Celcius di beberapa titik.

"Ramadan tahun tiba di tengah-tengah musim panas yang dimulai pada 21 Juni sampai dengan 22 September. Prakiraan iklim menunjukkan bahwa suhu selama Ramadan akan menjadi sangat panas dan lembab, dan suhu akan naik ke rekor tertinggi di beberapa daerah," demikian pengumuman Badan Meteorologi Arab Saudi.

Swedia dan Finlandia - Memang berat berpuasa lebih dari 20 jam. Seorang ulama di Swedia Sheikh Mahmoud Khalfi mengatakan, ini adalah cobaan yang berarti bagi umat muslim di sana. "Cobaan untuk menguatkan kesabaran dan kehendak. Anda belajar bagaimana mengontrol keinginan. Juga mengajarkan solidaritas pada mereka yang miskin dan papa -- yang tak punya apapun untuk dimakan."

Di Finlandia, surat kabar setempat mengutip seorang muslim Bangladesh yang mengatakan, ia berpuasa rata-rata 21 jam selama bulan Ramadan tahun lalu. "Tak ada gelap di sini. Selalu tampak sama," kata Shah Jalal Miah Masud, yang tinggal di Rovaniemi, hampir 830 kilometer utara ibukota Helsinki. "Matahari selalu di cakrawala".

Sementara, menurut seorang imam muslim di Finlandia, ada pilihan lain, yakni mengurangi jumlah jam puasa - mengikuti terbit dan terbenamnya matahari di negara-negara jauh di selatan Finlandia. Imam Abdul Mannan, presiden Islam Society of Northern Finlandia, mengatakan ada dua aliran pemikiran dalam hal ini.

"Para ulama Mesir mengatakan, jika puasa lebih dari 18 jam, maka Anda dapat mengikuti waktu Mekah atau Madinah, atau waktu di negara muslim terdekat," katanya. Sementara, "Ulama Saudi mengatakan apapun, panjang atau pendek, Anda harus mengikuti waktu setempat". Para pembaca yang sedang di luar negeri atau punya cerita unik tentang puasa, bagikan kisah Anda melalui email citizen6@liputan6.com
Share this article :
 
Support : Creating Website | Data Biografi | Mas Template
Copyright © 2011. Peristiwa Fenomena - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger