Taman Air Mancur Sri Baduga, yang berada di kawasan wisata Situ Buleud, Purwakarta, memiliki luas lebih dari 2 hektare sempat ditutup sementara sejak awal Juni 2016 untuk dipercantik dan upgrade wahana di dalamnya. Salah satunya pemasangan tempat duduk yang melingkar dengan kapasitas lebih dari 5 ribu orang. Selain itu, aqua screen yang biasa digunakan untuk menampilkan animasi pada layar dan terbuat dari semburan air kini menjadi lebih besar dan jelas. Dari segi pertunjukan, air mancur ditampilkan lebih atraktif dalam mengikuti irama lagu. Selain terdapat air mancur, di kawasan wisata Situ Buleud terdapat sejumlah tempat lain yang tak kalah menarik, seperti Kampoeng Maranggi dan Wisata Kuliner Tjeplak.
Bagi masyarakat yang belum memiliki agenda malam mingguan, tak ada salahnya datang dan menyaksikan langsung pertunjukan air mancur yang diklaim sebagai wahana terbesar di Asia Tenggara itu. Jangan khawatir tidak kebagian melihat pertunjukan ini karena aksi tersebut akan digelar dua sesi, yakni pada pukul 19.30 dan 21.00 WIB. Jika telah diresmikan, taman air mancur itu pun akan kembali dibuka normal dengan pertunjukan setiap Sabtu sebanyak tiga sesi. Pertunjukan air mancur menari di Taman Air Mancur Sri Baduga diklaim mampu menyaingi hal serupa yang berada di luar negeri. Meski demikian sejak peresmian tahap pertama sekira tiga tahun lalu hingga peresmian tahap tiga taman tersebut bisa dinikmati secara gratis oleh Pemkab Purwakarta.
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, ternyata memiliki alasan tersendiri untuk tidak memungut tiket masuk ke dalam taman. Dia menilai tugas pemerintah adalah menjaga regulasi perputaran uang di daerah dan bukan sebanyak-banyaknya mencari keuntungan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk setiap pertunjukan setidaknya pemerintah harus menggelontorkan uang Rp 30-50 juta untuk listrik dan operator. Namun hal tersebut tidak sebanding dengan perputaran uang yang terjadi di sekitaran Taman Air Mancur Sri Baduga seperti Kampoeng Maranggi dan Wisata Kuliner Tjeplak. Dari dua tempat tersebut satu malam bisa terjadi perputaran uang hingga Rp 1 miliar.
Seperti diketahui Taman Air Mancur Sri Baduga sejak pertama dibuka dan hingga kini digatiskan untuk warga. Keberadaan taman tersebut pun mengikis pengeluaran keluarga saat mencari hiburan dikala weekend. Pasalnya jika satu keluarga terus menerus mencari hiburan ke luar daerah maka pengeluaran pun akan membengkak, berbeda halnya dengan berwisata di kawasan Situ Buleud yang sudah terintegrasi yang tidak akan lebih dari Rp 100-150 ribu perkeluarga. Tujuan pembangunan pariwisata yang ujungnya sama-sama mensejahterakan rakyat, target satu juta wisatawan di Purwakarta akan membantu regulasi perekonomian hingga mencapai Rp 1 triliun.
Selain terdapat air mancur terbesar se-Asia Tenggara, di kawasan wisata Situ Buleud pun setiap malam minggu terdapat Kampoeng Maranggi yang merupakan kumpulan pedagang sate maranggi dari berbagai daerah di Purwakarta dan Wisata Kuliner Tjeplak yang menyuguhkan berbagai makanan dan minuman yang rata-rata tradisional. Khusus pertunjukan air mancur menari hanya dibuka pada Sabtu malam selama tiga sesi pertunjukan. Bahkan dalam beberapa waktu tertentu sesi pertunjukan bisa ditambah pada hari yang sama atau hari berbeda. Sementara itu pada siang hari pada hari-hari biasa Situ Buleud tetap dibuka untuk umum sebagai sarana olahraga masyarakat. Bahkan warga pun berkesempatan memberi makan berbagai macam ikan yang jumlahnya mencapai puluhan ton yang berada di kawasan tersebut.