Menjelang pertarungan akhir pada Pilpres 2014, tren elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla kembali meningkat dengan memperlebar selisih dukungan dari lawannya Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Dari hasil survei yang dilakukan pada 2-5 Juli 2014, Prabowo-Hatta memperoleh dukungan 44,20 persen sedangkan Jokowi-JK mencapai 47,80 persen artinya selisih elektabilitas kedua capres sebesar 3,60 persen. Sebelumnya pada akhir survei 25-29 Juni 2014 selisih kedua capres hanya 0,5 persen.
Menurut Fitri, LSI merekam dinamika persaingan Prabowo-Jokowi melalui "tracking survey" yang digelar sejak September 2013. Hingga akhir Juni 2014, dukungan Prabowo-Hatta terus menaik dan mendekati Jokowi-JK.
"Namun memasuki masa tenang, survei menunjukkan terjadi kebangkitan elektabilitas Jokowi-JK. Dukungan terhadap Jokowi-JK kembali menguat dan mampu melebarkan jarak dengan elektabilitas Prabowo-Hatta," jelas Fitri.
Faktor lain yang menyebabkan terjadinya "kebangkitan kembali" Jokowi-JK dalam seminggu terakhir ini, lanjut Fitri, yakni terjadinya penguatan dukungan terhadap pasangan Jokowi-JK di segmen pemilih "wong cilik".
Penguatan pada segmen ini merupakan efek dari kampanye masif door to door yang berisikan janji program 100 Hari Pemerintahan Jokowi-JK, Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang sangat menyentuh segmen pemilih wong cilik.
"Pada segmen pemilih ini, isu pendidikan dan kesehatan menjadi concern utama mereka," ujar Fitri. Ia menambahkan, berbagai publikasi isu dan program yang lebih segar, baru, dan konkret dalam seminggu terakhir oleh Jokowi-JK mampu menarik simpati dan keyakinan pemilih baik pemilih menengah atas maupun pemilih menengah bawah.
Isu dan program tersebut diantaranya berupa janji 3 Peraturan Presiden dalam 100 Hari, lima kontrak dengan rakyat, dan 9 program nyata yang dipublikasikan masif terutama lewat serangkan darat.
"Bergeraknya semua mesin pendukung Jokowi-JK baik mesin partai dan relawan secara masif mampu menggalang kembali kekuatan Jokowi-JK. Bergeraknya semua mesin pendukung ini salah satunya dipicu oleh hasil aneka survei yang menunjukkan pertarungan semakin ketat dari kedua capres," tambah Fitri.