Di NTT Ada Isu Orang Potong Kepala (OPK) Anak Kecil. Isu "Orang Potong Kepala," yang sering disingkat OPK, akhir-akhir ini santer di wilayah Nusa Tenggara Timur. Kabar yang sangat meresahkan warga ini menyasar anak-anak sebagai target potong kepala. Warga di kabupaten dan kota di daratan Pulau Timor Nusa Tenggara Timur (NTT), kini sedang resah dengan isu tentang orang potong kepala atau sering disingkat OPK. Isu OPK yang muncul itu membuat para orangtua resah karena yang ditargetkan adalah anak kecil.
Theresia Radja yang merupakan warga Oeba Kota Kupang mengatakan dia mendapat informasi kalau OPK telah menculik sejumlah anak kecil untuk diambil organ tubuh mereka guna dijual sehingga dia pun takut dan terus mengawasi anaknya ketika bermain maupun ke sekolah. Theresia mengaku mendengar informasi OPK tersebut dari kerabatnya yang tinggal di Jalan Nangka Kecamatan Oebobo, bahwa beberapa hari lalu seorang anak kecil di Jalan Nangka diculik dan sampai hari ini belum ditemukan.
Rina mendapatkan informasi banyak anak yang diculik oleh kelompok "Orang Potong Kepala" di wilayah Kota dan Kabupaten Kupang. "Katanya, ada sejumlah anak SD yang diculik OPK yang menggunakan mobil Kijang tanpa pelat nomor polisi," katanya. "Kami larang anak-anak bermain di luar rumah setelah pulang sekolah, takut OPK," kata Rina, warga Kota Kupang, NTT, Senin, 3 November 2014. Kabar itu semakin menakutkan karena menyebutkan anak-anak yang diculik kemudian dimutilasi dan organ tubuhnya dijual dengan harga mahal. "Kemarin infonya dua anak diculik, tapi berhasil ditemukan dengan mulut disumbat plester di dalam mobil Kijang," kata Rina.
Sementara itu Hans, warga Amarasi Barat Kabupaten Kupang mengatakan isu OPK ini juga telah memakan korban yakni delapan orang mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang hendak berwisata ke Pantai Oesaen di Desa Merbaun Amarasi Barat. Para mahasiswa itu nyaris dihakimi warga karena dikira pelaku kejahatan. Para mahasiswa tersebut sempat dilempari pakai batu serta puntung rokok dan rambut mereka juga dijambak. Selain itu, mobil yang mereka tumpangi juga dirusak warga. Beruntung, polisi dari Polres Kupang bertindak cepat sehingga mereka berhasil diselamatkan.
Sejak isu ini menyebar, ada warga yang menjadi kambing hitam karena disangka sebagai komplotan "Orang Potong Kepala". Terakhir, mahasiswa Institut Seni Indonesia Jogjakarta yang hendak berwisata nyaris dihajar massa karena disangka pelaku potong kepala.
Terkait isu tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda NTT AKBP Agus Santosa mengatakan isu yang disebarkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab tersebut tidak benar. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisan Daerah Nusa Tenggara Timur Ajun Komisaris Besar Agus Santosa meminta warga tenang karena kasus "Orang Potong Kepala" hanya isu. Namun, Agus telah mengerahkan sejumlah intelijen untuk menggali informasi tersebut.