Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Hamidah Abdurrachman mengkritik kerja Polri dalam kasus kematian Angeline, 8. Menurut Hamidah, penyelidikan kematian Angeline terlalu lama. Padahal, laporan hilangnya Angeline sudah sejak 16 Mei lalu. Polisi baru menemukan jasadnya tiga minggu setelah laporan itu. Hamidah mengungkapkan Kompolnas berencana terjun langsung ke lokasi untuk mendalami kasus kematian Angeline pekan depan.
Sejauh ini, Polresta Denpasar masih terus mendalami kasus tewasnya Angeline. Kemarin, sejumlah keluarga angkat Angeline menjalani pemeriksaan di Mapolresta Denpasar, termasuk Margaret, ibu angkat Angeline. Mereka baru dipulangkan setelah 10 jam diperiksa. Pihak kepolisian menjemput dan memeriksa beberapa nama yang di curigai berada dibalik motif kematian angeline. Mereka adalah Margareth (ibu angkat korban), Ivone (kakak angkat), Christina atau Kristin (kakak angkat), Agus (pembantu rumah korban yang baru bekerja awal bulan Mei), Raka (Satpam Rumah), serta seorang teman Margareth.
Pemeriksaan dilakukan secara terpisah di Kepolisian Resor Kota Denpasar. Setelah menjalani pemeriksaan sekian lama, sore harinya 10 Juni barulah terkuak keterangan sangat mengejutkan dari mulut si pembantu rumah korban. Polisi telah menetapkan Agus, seorang pembantu di kediaman Margaret, sebagai tersangka. Agus mengakui tindakan kejinya itu kepada polisi saat dimintai keterangan di Mapolresta Denpasar.
Keterangan tersangka pembunuh Angeline, 8, Agus berubah sejak diperiksa, kemarin. Awalnya, Agus mengatakan Margaret lah yang membunuh Angeline. Margaret adalah ibu angkat korban. Keterangan Agus itu disampaikan aktivis perlindungan perempuan dan anak di Bali, Siti Supura, yang mengaku dapat informasi dari penyidik.
Pada 16 Mei 2015, tutur Ipung, mengulang pengakuan Agus, Angeline tengah menggambar di kamarnya. Lalu, Margaret memanggil Angeline. Bocah yang masih duduk di bangku kelas 2 SD itu pun berlari menuju kamar ibu angkatnya tersebut. Selang 10 menit kemudian, Margaret berteriak menyebut-nyebut nama Angeline. Suaranya seperti meratapi sebuah penyesalan yang luar biasa.
Namun kemudian, polisi menersangkakan Agus. Pria yang bekerja sebagai pembantu di rumah Margaret itu diduga kuat sebagai pembunuh Angeline. Selain menghabisi nyawa bocah kelas dua SD itu. Kapolres Denpasar Kombes Agung Made Sudana menduga, motif pembunuhan yang dilakukan terhadap bocah berusia 8 tahun ini, agar kasus yang dilakukan Agus kepada Angeline tak terbongkar. Sudana mengungkapkan, dalam pengakuannya Agus membenturkan kepala anak kandung Hamida itu, hingga tewas.