
Aceh: Sinabang dan Singkil
Sumatra Utara: Sibolga, Pandan, Tarutung, Padang Sidempuan, Sipirok, Gunung Tua, dan Sibuhuan
Riau: Pasir Pengaraian, Dumai, Bengkalis, Siak Sri Indrapura, dan Selat Panjang
Kepulauan Riau: Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, Batam, dan Bandar Seri Bentan
Kalimantan Barat: Mempawah, Singkawang, Sambas, Bengkayang, dan Putussibau
Kalimantan Timur: Tanjungredep
Kalimantan Utara: Tanjungselor
Waktu mulai gerhana paling awal terjadi di Sabang, Aceh, pada pukul 10.03 WIB. Sementara kota yang waktu mulai gerhana paling terakhir adalah Merauke, Papua, pada pukul 14.37 WIT. Puncak Gerhana Matahari Cincin ini juga berbeda-beda di setiap daerah. Di Indonesia, daerah yang mengalami waktu puncak gerhana paling awal adalah Sabang yang terjadi pada pukul 11.49 WIB. Adapun kota yang mengalami waktu puncak gerhana paling terakhir adalah Jayapura, sekitar pukul 15.51 WIT.
Gerhana Matahari Cincin tak hanya melintasi langit Indonesia. Beberapa wilayah lain juga dilintasi oleh fenomena tersebut, yaitu Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, India, Sri Lanka, Samudra India, Samudra Pasifik, Singapura, dan Malaysia.
Fenomena ini membentuk matahari persis seperti cincin. Penyebabnya, posisi Matahari, Bulan, dan Bumi tepat berada dalam satu garis dan pada saat itu, piringan Bulan yang teramati dari Bumi lebih kecil daripada piringan Matahari. Pada fase puncak gerhana, Matahari yang tertutup piringan Bulan tersebut akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengah dan terang di bagian pinggir.