Gempa pberkekuatan 6,2 skala richter (SR) terjadi pukul 14.37 WIB mengguncang Aceh. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer di barat daya Kabupaten Bener Meriah, NAD. BMKG melaporkan gempa terjadi selama 15 detik. Akibat gempa itu sebanyak 17 rumah di Bener Meriah rusak, dan puluhan orang mengalami luka. Gempa 6,2 Skala Richter yang mengguncang Aceh melumpuhkan jalur transportasi Jalan Bireuen-Takengon, tepatnya di titik Singah Mata, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah.
Longsor juga terjadi di titik lain yang dilalui jalan tersebut. "Jl Birun-Takengon lumpuh total dikarenakan jalan putus total. Tidak bisa dilalui untuk sementara," kata Anggota RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) Mandala kepada detikcom, Selasa (2/6/2013). Di titik lain di Jl Birun-Takengon tersebut juga terjadi longsor yang menimbun lima rumah. 17 orang juga dikabarkan mengalami luka ringan dan dirawat di Puskesmas Lampahan, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah.
Mandala juga mengabarkan adanya korban jiwa akibat gempa itu. Dari informasi yang belum terkonfirmasi secara resmi, tercatat enam orang tewas akibat gempa yang terjadi pukul 14.45 WIB tersebut. Mandala mengungkapkan, terdapat banyak rumah penduduk yang ambruk di daerah Blang Mancung. Selain itu, daerah Cekal, Kecamatan Timang Gajah terdapat empat rumah ambruk dan delapan rumah retak.
Masyarakat terpaksa mengungsi ke tenda yang didirikan Kepolisian Bener Meriah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bener Meriah. Kerusakan bangunan juga terjadi di Kampung Buntul, Kecamatan Permata. "Satu buah rumah ambruk dengan pemilik atas nama Ibu Ira (50). Namun di sana tak ada korban jiwa," ungkap Mandala yang menyambung informasi dari BPBD.
Aceh kembali diguncang gempa susulan pada malam hari. Gempa ini berkekuatan 5,5 Skala Richter. Berdasarkan informasi yang dilansir oleh Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Selasa (2/7/2013), gempa susulan itu terjadi sekitar pukul 20.55 WIB. Gempa berkekuatan 5,5 SR itu terjadi di Kabupaten Bener Meriah, Nangroe Aceh Darussalam tepatnya di 27 Km Barat Daya Benermeriah. Gempa terjadi di kedalaman 10 Km. Belum ada laporan soal kerusakan lanjutan akibat gempa susulan ini.
Gempa susulan berkekuatan 5,5 SR kembali melanda sebagian wilayah Aceh pada pukul 20.55 WIB, Selasa (2/7/2013). Di Aceh Tengah, guncangan itu membuat warga berhamburan keluar rumah, walaupun sedang hujan. Bakhtiar, salah seorang warga yang bermukim di Takengon, Aceh Tengah, mengatakan guncangan gempa itu terasa kuat. Warga berusaha menyelamatkan diri dan berlarian keluar dari rumah.
"Walau hujan, warga memilih berada di luar," kata Bakhtiar saat dihubungi. Sebagian warga mulai mengungsi karena khawatir dengan gempa susulan. Sementara sebagian lainnya memilih bertahan, namun menyiapkan tempat tidur di luar. Gempa susulan berkekuatan 5,5 SR itu berpusat di daerah yang berada sekitar 27 kilometer sebelah barat daya Kabupaten Bener Meriah, tetangga Aceh Tengah.
Pusat gempa berada di kedalaman 10 Km. Gempa pertama yang berkekuatan 6,2 SR terjadi pada pukul 14.37 WIB juga berpusat di Bener Meriah. Jumlah korban akibat gempa 6,2 Skala Richter (SR) yang terjadi di Aceh pada siang tadi terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat di Kabupaten Bener Meriah sebanyak 5 orang meninggal, 2 hilang dan 70 lainnya luka-luka.
"Laporan sementara di Kabupaten Bener Meriah jumlah korban 5 orang meninggal dunia, 2 orang hilang, dan 70 orang luka-luka. Puluhan rumah mengalami rusak berat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangannya, Selasa (2/7/2013). Menurutnya, akibat gempa itu juga masyarakat mengungsi di 5 titik pengungsian yaitu Kampung Kolemparacanis, Kampung Kecal, Kampung Lampahan, Kampung Bandar Lampahan, dan Kampung Surajadi.
"Jumlah rumah dan bangunan yang rusak masih dilakukan pendataan," ucapnya. Saat ini BPBD Bener Meriah bersama TNI, Polri, Satpol PP, dan PMI masih mencari korban yang hilang dan upaya penyelamatan. Semenetara posko tanggap darurat telah didirikan, PMI dan Dinas Kesehatan telah melakukan layanan pengobatan. "Kebutuhan mendesak adalah alat berat, sembako, pakaian, peralatan dapur dan makanan. Masyarakat belum kembali ke rumah karena rumahnya roboh, rusak dan ketakutan akan gempa susulan," imbuhnya.
Tujuh kali gempa susulan - Hingga tengah malam, setidaknya telah terjadi tujuh kali gempa susulan. Setelah gempa susulan berkekuatan 5,5 skala Richter pada pukul 20.55 WIB, satu gempa susulan kembali terjadi dengan kekuatan 5,3 skala Richter pada pukul 22.36 WIB, seperti dilansir Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Kecemasan warga semakin meningkat karena beredar rumor bahwa rangkaian gempa ini adalah akibat aktivitas Gunung Burni Telong.
Rusli mengimbau warga tak mudah termakan isu meskipun juga diminta tetap mewaspadai gempa susulan. Kepala Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh Syahnan mengatakan, gempa yang berpusat di Kabupaten Bener Meriah ini merupakan gempa tektonik akibat pergerakan Patahan Semangko. Patahan tersebut membentang sepanjang 1.900 kilometer di Pulau Sumatera. "Gempa ini bukan akibat aktivitas vulkanik Gunung Api Burni Telong. Ini karena pergerakan Patahan Semangko," ujar Syahnan.
Patahan Semangko tersebut merupakan salah satu sesar yang paling aktif di Indonesia sehingga sering menimbulkan gempa tektonik. "Karena gempa yang terjadi di kedalaman dangkal, yakni 10 kilometer di darat, makanya sangat terasa dan banyak menimbulkan kerusakan," Kata Syahnan. Dia mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan munculnya gempa-gempa susulan. Gempa serupa juga pernah melanda Kabupaten Pidie pada tahun lalu. Gempa tersebut menyebabkan seorang warga tewas dan ratusan rumah warga rusak berat dan ringan. #Sumber - detik dan lain2 -