Empat pilot Jupiter Aerobatic Team (JAT) TNI AU yang mengemudi dua pesawat Wong Bee KT-18 dilaporkan selamat.
Kepala dinas penerangan TNU AU (Kadispenau), Marsma Hadi Tjahyanto membenarkan, prajuritnya terlibat kecelakaan dalam sesi latihan menyambut perhelatan Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2015 di Langkawi, Malaysia.
"Iya betul di Malaysia, kegiatan menghadiri pameran kedirgantaraan di Langkawi, dua pesawat kami kecelakaan," jelasnya saat dikonfismasi, Minggu (15/3/2015).
Keempat pilot tersebut, kata Hadi, berhasil menarik kursi pelontar usai terjadi kecelakaan. "Empat pilot berhasil keluar dan selamat," imbuhnya tanpa merinci identitas keempat penerbang.
Namun, hingga kini, Hadi mengaku belum mendapat informasi detail terkait penyebab terjadinya kecelakaan tersebut. Untuk itu, pihaknya akan menunggu kabar lanjutan dari tim di lapangan. "Detailnya nanti ya, informasi sementara itu dulu," pungkasnya.
Seperti diketahui, kedua pesawat tersebut terlibat kecelakaan pada siang ini sekira pukul 14.00 waktu setempat.
Ada 4 Pilot dan kopilot dari 2 pesawat aerobatic Jupiter lolos dari maut setelah pesawatnya bersenggolan di udara. Mereka mengalami kecelakaan saat latihan bersama dalam ajang pembukaan Langkawi International Maritime & Aerospace Exhibition (LIMA) 2015, Malaysia.
Menurut Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Hadi Tjahjanto, keempatnya selamat setelah melakukan prosedur darurat dengan baik. Mereka terlontar dari kursinya di kokpit.
"Nama mereka Kapten Pilot Ramos, Kapten Pilot Harjo, Kapten Pilot Yadi, dan Kapten Pilot Arif," ujar Hadi saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (15/3/2015).
Menurut dia, semuanya kapten pilot adalah orang-orang terpilih dari Adisucipto, Yogyakarta. Mereka juga berpengalaman dengan kegiatan-kegiatan yang berbahaya, termasuk menerbangkan pesawat latih dan pesawat tempur.
"Jam terbang keempat pilot juga cukup banyak," ujar Hadi.
Selain itu, lanjut Hadi, para pilot itu juga sering turut ambil bagian baik dalam kegiatan di dalam maupun luar negeri. Seperti, pada 2013 lalu, mereka ampil di Brunei, Thailand, dan Singapura. "Terakhir ini yang di Malaysia," ujar dia.
Hadi menjelaskan, sejumlah operasi juga pernah dilakukan. Mereka awalnya berpengalaman di skuadron beberapa tahun. Kemudian direkrut menjadi pilot dan ketika sudah andal dalam menerbangkan pesawat, mereka direkrut lagi untuk ikut atraksi di dalam maupun luar negeri.
Saat ini, kata dia, TNI AU telah mengirimkan tim ke Malaysia untuk menyelidiki kecelakaan tersebut.