Perseteruan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) memanas. Kedua Korea saling serang pada Kamis kemarin. Serangan pertama kali muncul dari Korut yang menyasar sebuh wilayah yang berjarak sekitar 60 km sebelah utara dari zona perbatasan di Seoul barat. Serangan Korut itu dibalas dengan 36 tembakan, di mana enam di antaranya mendarat di dekat pos jaga tentara Korut.
Dilaporkan BBC, Jumat (21/8/2015), dari kantor berita Korea Utara, KCNA, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memerintahkan pasukan 'bersiaga penuh untuk setiap operasi militer yang bisa terjadi sewaktu-waktu'. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memerintahkan pasukan di garis depan pertahanan untuk siaga perang setelah terjadi baku tembak artileri dengan Korea Selatan pada Kamis (20/8/2015). Sedangkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menyatakan, bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah bijaksana untuk memastikan keselamatan para personel AS yang ada di Korsel. Namun, Pentagon tidak merinci langkah-langkah yang dimaksud.
Sebelumnya, Korut memperingatkan bahwa akan menempuh aksi militer apabila Korea Selatan (Korsel) tidak menghentikan siaran propaganda di perbatasan dan membongkar fasilitas siaran dalam kurun 48 jam. Korut lalu menembakkan artileri di sepanjang perbatasan untuk memprotes siaran propaganda tersebut. Korsel kemudian membalas dengan menembakkan artileri ke wilayah Korut dekat perbatasan kedua negara. Akibat aksi ini, pemerintah Korsel memutuskan untuk mengevakuasi warga sipil dari sebuah kawasan di perbatasan bagian barat.