Beberapa ambulance terparkir di depan Stasiun. Petugas medis dibantu kepolisian dan keamanan setempat membawa para korban ke rumah sakit terdekat. Seorang wanita korban kecelakaan tampak masih terbaring di salah satu ruangan stasiun. Wanita itu tampak mengenakan seragam bertuliskan Kementerian Perhubungan.
Kakinya tampak ditutup dengan kain biru. Petugas medis juga berada di sekitar wanita. Beberapa lokasi sudut stasiun sudah dijaga petugas keamanan dalam stasiun. Selain petugas kepolisian dan medis tidak lagi diizinkan untuk naik ke peron. Salah satu penumpang KRL KA 1554 yang menjadi korban luka dari kecelakaan kereta di Stasiun Juanda, Irfan Rifai (23), mengaku mendengar bunyi klakson panjang sebelum kecelakaan terjadi. Irfan menjelaskan, posisi kereta yang dia naiki dalam keadaan diam karena menunggu antrean kereta di depannya.
Irfan langsung terempas dan jatuh sehingga pelipis dan kakinya terluka. Irfan saat itu berada di gerbong kedua dari belakang. Seingatnya, sesaat setelah tabrakan, banyak yang terluka parah. "Ada yang kayak saya, ada yang belakang kepalanya berdarah banyak, ada juga yang patah tulang. Di gerbong perempuan itu juga lagi ramai sekali," tutur Irfan.
Sampai pukul 18.25 WIB, jumlah korban luka yang dirawat di RS Husada sudah 23 orang. Petugas masih mendata dan mengumpulkan identitas korban luka, baik di RS Husada maupun di dua rumah sakit lain, yaitu RSCM dan RSPAD Gatot Subroto.