Gempa kuat mengguncang bagian barat-laut Myanmar pada Rabu (13/4) dan merusak dua pagoda di wilayah tersebut. Htees, yang didirikan di puncak dua pagoda yang terletak di Kota Praja Salingyi, Provinsi Yinmar Pin dan Kota Praja Chaung Oo--Provinsi Wilayah Sagaing, jatuh akibat kuatnya guncangan.
Gempa bumi dengan kekuatan 6,8 pada Skala Richter mengguncang Myanmar pada pukul 20.25 waktu setempat (20.35 WIB) dan pusat gempa berada 68 kilometer di sebelah timur Kota Praja Kalay, Wilayah Sagaing, dan di dekat tepi Sungai Chindwin. Kedalaman gempa ialah 122 kilometer. Tak ada kerusakan besar di Nay Pi Taw, Mandalay, Kyauk, Monywa, Magway, Minbu, Nyaung Oo, Mintat, Phalum dan Kyauk Phyu, kata Departemen Meteorologi dan Hidrologi Myanmar.
Gempa besar dilaporkan mengguncang Myanmar. Gempa yang mengguncang negara yang juga dikenal dengan Burma ini terjadi di Myanmar Tengah. Tepatnya di daerah Mandalay. Lindu tersebut berlangsung pada pukul 20.25. Guncangan berkuatan 6,9 skala Richter tersebut tidak menyebabkan kerusakan besar, meski terasa sekitar 2 menit.
Sesaat usai lindu, KBRI Yangon langsung bergerak cepat mencari apakah ada WNI yang jadi korban. Menurut keterangan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, sampai saat ini belum ada informasi bahwa warga Indonesia jadi korban gempa Myanmar tersebut. "Sejauh ini belum ada laporan korban jiwa dari otoritas Myanmar," sebut Iqbal, Kamis (14/4/2016).
Menurut Iqbal, ada beberapa faktor kenapa tak ada warga Indonesia yang jadi korban. Salah satunya adalah tidak banyak WNI yang ada di daerah bencana tersebut. "Daerah gempa bukan merupakan konsentrasi WNI," papar Iqbal. "Berdasarkan pantauan KBRI Yangon, saat ini banyak WNI di Myanmar pulang ke Indonesia selama liburan tahun baru Myanmar tanggal 11-20 April 2016. Namun, KBRI Yangon akan terus memantau perkembangan pasca gempa," sambung dia.