Gempa berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang Lombok Nusa Tenggara Barat dan Bali pada Minggu (29/07) menyebabkan setidaknya 14 orang meninggal dunia dan lebih dari 160 lainnya luka-luka. Lima di antara korban meninggal dunia dilaporkan adalah anak-anak. Gempa tersebut juga menyebabkan lebih dari 1.000 rumah rusak. Hingga Minggu sore waktu setempat dirasakan setidaknya 133 gempa susulan. Di antara korban meninggal terdapat seorang warga negara Malaysia. Korban dilaporkan tengah berada di kamar kecil ketika bangunan tempat ia berada ambruk.
Gempa susulan terbesar tercatat berkekuatan 5,7 skala richter. Warga di berbagai daerah gempa dilaporkan berhamburan keluar rumah, termasuk para turis yang keluar dari hotel di kawasan pariwisata setempat. Adapun, gempa yang diduga akibat akivitas Sesar Naik Flores itu juga menyebabkan longsor di Gunung Rinjani. Jalur pendakian gunung itu kini ditutup untuk umum. Gempa susulan masih terjadi setelah lindu berkekuatan 6,4 Skala Richter (SR) menggoyang Lombok, Nusa Tenggara Barat dan sekitarnya pada Minggu pagi (29/7) pukul 05.47 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, ada 203 gempa susulan.
Masyarakat dan wisatawan di Bali juga merasakan gempa dengan guncangan sedang hingga keras. Banyak warga dan wisatawan yang segera keluar rumah dan bangunan untuk mengantisipasi dampak gempa. Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB, BPBD Bali dan BPBD kabupaten/kota terdampak gempa. Gempa dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja, Gianyar dan beberapa wilayah di Bali. - Gempa Besar 7.0 SR Kembali Mengguncang Lombok - NTB