Banjir bandang menerjang tujuh kecamatan yaitu Kecamatan Bayongbong, Garut Kota, Banyu Resmi, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Karang Pawitan, dan Samarang. Tujuh warga Kabupaten Garut, Jawa Barat, tewas dalam bencana banjir bandang yang terjadi pada Selasa malam, 20 September 2016. Ketujuh mayat sudah dibawa ke rumah sakit setempat. "Seluruh korban masih diidentifikasi," ujar Komandan Kodim 0611 Garut, Letkol Arm. Setyo Hani Susanto di Posko Bencana, Rabu, 21 September 2016. Tim SAR kini masih mencari korban hilang di sejumlah wilayah. Salah satunya di kawasan Cimacan, Kelurahan Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul. "Laporannya masih simpang-siur, makanya saat ini kami akan melakukan penyisiran," ujar Setyo.
Berdasarkan pantauan Tempo, banjir bandang ini mulai menghantam permukiman warga pada Selasa malam sekitar pukul 22.00 WIB. Sebelum terjadi banjir, hampir seluruh wilayah Garut dilanda hujan lebat sejak pukul 20.30 WIB. Air yang masuk permukiman warga ini berasal dari luapan sungai dan anak Sungai Cimanuk. Air mulai surut di permukiman warga pada Rabu pagi menjelang subuh. Selain permukiman warga, air menggenangi Rumah Sakit Umum Daerah dr Slamet Garut dengan ketinggian mencapai sekitar 50 sentimeter. Akibatnya, sejumlah pasien yang berada di ruang instalasi gawat darurat dan ruang inap terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Saking besarnya arus air di Sungai Cimanuk, jajaran kepolisian sempat menutup semua jembatan Cimanuk yang menuju pusat kota. Jembatan tersebut ditutup pada Selasa malam hingga tadi pagi. Jembatan yang ditutup itu di antaranya jembatan di wilayah Leuwidaun, Guntur, dan Maktal. Saat ini warga dibantu tim gabungan tengah membersihkan lumpur yang masuk ke permukiman. Pembersihan lumpur juga tengah dilakukan di rumah sakit. Setyo mengatakan saat ini tim gabungan yang terdiri atas TNI, Polri, BPBD, Basarnas, dan sejumlah organisasi masyarakat tengah melakukan penyisiran dan evakuasi korban yang terdampak banjir bandang.