Headlines News :
Home » » Jembatan Desa Tenjolaya Rancabali Abrol

Jembatan Desa Tenjolaya Rancabali Abrol

Jembatan Tenjolaya Rancabali AbrolSelama dua pekan terakhir ini, jembatan sepanjang 12 meter dengan lebar lima meter di Desa Tenjolaya Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung kedapatan ambrol pada bagian tengahnya. Akibat ambrolnya badan jembatan yang menghubungkan empat desa itu, warga harus memutar hingga lima kilometer melalui jalan desa Nenggeng, yang curam dan terjal.

Menurut Kepala Desa Tenjolaya Siswanto Somantri, jembatan tersebut ambrol pada bagian tengahnya sehingga tidak bisa dilalui. Selama dua pekan terakhir ini, jembatan sepanjang 12 meter dengan lebar lima meter di Desa Tenjolaya Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung kedapatan ambrol pada bagian tengahnya. "Akibatnya akitvitas warga termasuk aktivitas ekonominya terhambat," katannya kepada wartawan, Minggu (5/5).

Dikatakannya, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan warga. Desa Tenjolaya. Sedangkan jalan alternatif harus memutar sejauh lima kilo meter, melalui jalan Kampung Nenggeng. Dengan kondisi jalan yang curam dan terjal. "Jembatan ini satu-satunya akses terdekat warga disini. Ada jalan lain tapi memutar dan rawan kecelakaan, karena curam dan terjal," tambahnya.

Menurut dia, apabila jembatan yang melintasi Sungai Ciranjang ini tetap dibiarkan dalam keadaan rusak, dipastikan bisa mematikan aktivitas warga. Apalagi tambah dia, terdapat lubang selebar kurang lebih lima meter di tengah jembatan sangat membahayakan warga yang melintas, terlebih pada malam hari. "Beberapa hari lalu juga ada seorang pengendara motor yang terperosok ke bawah. Untungnya, cuma mengalami luka-luka ringan saja," jelas Siswanto.

Untuk sementara waktu, lanjut dia, warga Desa Tenjolaya, secara gotong royong membangun jembatan darurat dari bambu. Namun, jembatan darurat tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, hanya untuk orang dan sepeda motor. "Sementara ini, memang ada jembatan darurat. Tapi hanya untuk orang dan motor. Kalau mobil tetap harus memutar ke Nenggeng. Sehingga, tetap saja aktivitas perekonomian warga tidak dapat berjalan. Terutama warga yang akan membawa hasil pertaniannya untuk dijual ke Pasar Ciwidey ataupun ke pasar lainnya.," jelasnya.

Jembatan yang menyeberangi Sungai Ciranjang di Desa Tenjolaya, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung yang ambruk dua pekan lalu hingga saat ini belum diperbaiki. Karena dianggap bisa mematikan aktivitasnya, warga Desa Tenjolaya mulai mengeluhkan kerusakan jembatan sepanjang 12 meter dan lebar 5 meter tersebut.

Kepala Desa Tenjolaya, Siswanto Somantri mengatakan, jembatan tersebut ambrol pada bagian tengahnya sehingga tidak bisa dilalui. Akibatnya ambrolnya jembatan yang menghubungkan empat desa itu, warga harus memutar hingga 5 km melalui jalan desa Nenggeng, yang curam dan terjal. "Akibatnya, aktivitas warga, termasuk ekonominya terhambat," katanya kepada wartawan, Minggu (5/5).

Ia mengatakan, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses jalan warga Desa Tenjolaya. "Ada jalan lain, tapi harus memutar dan rawan kecelakaan, karena curam dan terjal," katanya. Dikatakannya, apabila jembatan yang melintasi Sungai Ciranjang ini dibiarkan rusak, dipastikan bisa mematikan aktivitas warga. Apalagi, tambahnya, terdapat lubang selebar kurang lebih 5 meter di tengah jembatan yang sangat membahayakan warga.

"Beberapa hari lalu, ada seorang pengendara motor yang terperosok. Untungnya, cuma mengalami luka-luka ringan saja," jelas Siswanto. Untuk sementara waktu, katanya, warga Desa Tenjolaya secara gotong royong membangun jembatan darurat dari bambu. Namun, jembatan darurat tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat.

"Memang ada jembatan darurat. Tapi hanya untuk orang dan motor. Kalau mobil tetap harus memutar ke Nenggeng. Sehingga, tetap saja aktivitas perekonomian warga tidak dapat berjalan. Terutama warga yang akan membawa hasil pertaniannya untuk dijual ke Pasar Ciwidey ataupun ke pasar lainnya," jelasnya. Siswanto berharap, Dinas PU Bina Marga bisa segera melakukan perbaikan jembatan. Karena menurutnya, keberadaan jembatan itu sangat vital untuk warga di empat desa di sana.

Pengerasan jalan - Sementara itu, warga Kampung Hegarmanah RW 03, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, bergotong royong untuk memperbaiki jalan sepanjang 150 meter dengan lebar 3 meter. Warga melakukan pengerasan jalan dengan menggunakan pasir dan semen. "Pengerasan jalan ini murni swadaya masyarakat. Kami ingin lingkungan kami bersih dan sehat. Karena kalau tidak dikeraskan, jalannya becek kalau musim hujan, dan berdebu saat kemarau," ujar warga setempat, Tatang Subarna.

Tatang mengungkapkan, pengerasan jalan menghabiskan biaya sekitar Rp 2,5 juta. Dana tersebut, katanya, murni partisipasi warga dan dirinya. Sedangkan pengerjaannya dilakukan bersama-sama. **-Galamedia-
Share this article :
 
Support : Creating Website | Data Biografi | Mas Template
Copyright © 2011. Peristiwa Fenomena - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger