Musibah banjir menimpa Gedung DPRD Jawa Barat pada Sabtu (8/6) lalu. Akibat banjir tersebut, ribuan arsip, lima motor, 15 komputer dan 15 unit laptop tak terhindarkan dari genangan air. Sekretaris DPRD Jawa Barat Ida Hernida mengatakan pihaknya terus berusaha untuk mengungsikan semua barang yang bisa diselamatkan akibat msuibah banjir. Adapun barang yang diprioritaskan untuk diselamatkan adalah arsip yang tersimpan di lantai dasar.
Ida menyampaikan di ruangan arsip terdapat ribuan dokumen lima tahun ke belakang. "Kami berusaha selamatkan dulu karena banyak arsip yang penting," kata Ida di Gedung DPRD Jawa Barat, Senin (10/6). Sedangkan motor dan CPU yang terkena banjir, Ida mengatakan sampai saat ini sedang diperbaiki agar bisa normal kembali. Karena semua motor dan CPU diperlukan untuk kepentingan dinas.
Banjir yang menggenangi Gedung Sate, dikatakan Ida membuat pekerjaan Sekretariat Dewan sedikit terhambat. Namun, musibah tersebut tidak sampai mengganggu pelayanan terhadap publik di Jawa Barat. Ida mengungkapkan banjir di Gedung Sate ini adalah kali pertama terjadi. Ketinggian air mencapai sekitar satu meter di lantai dasar. "Biasanya air cuma mengegenang di halaman saja tidak masuk ke dalam," ungkapnya.
Sisa banjir tersebut sudah tidak menggenangi lagi Gedung DPRD Jawa Barat. PNS yang ada berusaha membersihkan 12 ruangan yang terendam. Di halaman DPRD Jawa Barat terihat ribuan arsip tampak dijajarkan di bawah terik matahari. Perlu diketahui, setiap hujan besar mengguyur Kota Bandung, sejumlah jalan protokol di Kota Bandung memang kerap terjadi banjir Cileuncang. Banjir tersebut, seringkali menggenani Jalan Dipenogoro yang menjadi lokasi Gedung DPRD Jawa Barat.
DARIPADA menyelamatkan harta bendanya, lebih baik menyelamatkan kaus pasangan Edi Siswadi-Erwan Setiawan. Itulah yang dilakukan dua perajin sablon kaus Suci saat daerahnya diterjang banjir, Sabtu (8/6). Banjir yang datang tiba-tiba itu sempat membuat panik warga RW 05 dan RW 06 Kel. Cihaurgeulis, Kec. Cibeunying Kaler. Mereka sibuk menyelamatkan perabotan rumah tangganya. Namun beberapa perajin lebih memilih menyelamatkan properti pesanan ketimbang harta milik mereka sendiri.
Salah satunya pesanan kaus kampanye milik pasangan nomor 1, Edi Siswadi-Erwan Setiawan atau yang biasa dipanggil Eswan. Edi menuturkan, properti miliknya yang menjadi korban banjir yaitu dua mesin press kaus senilai 30 juta serta stabilizer senilai Rp 2 juta serta sepeda motor. "Belum lagi barang-barang lainnya di dalam rumah yang sama sekali tidak bisa diselamatkan. Kami memilih menyelamatkan kaus pesanan Pak Erwan karena ini bentuk pertanggung-jawaban kami atas kepercayaan yang diberikan," jelasnya.
Hal serupa diutarakan perajin lainnya yang akrab disapa Mbak Pur (39). Ia mengaku mendapat order kaus Eswan sebanyak 5.000 potong. Pur juga mengalami nasib serupa dengan Edi, properti pribadinya banyak yang rusak. Sama halnya dengan Edi, Pur mengaku merasa memiliki tanggung jawab menyelamatkan barang-barang pesanan karena dalam penilaiannya, kepercayaan konsumen lebih berharga ketimbang harta. "Biar sajalah, nanti juga bisa dapat lagi. Tapi kepercayaan pelanggan tidak akan setiap saat diperoleh," imbuhnya.
Kerugian akibat banjir yang menggenangi lantai dasar Gedung DPRD Jabar ditaksir mencapai Rp1 miliar. Beberapa arsip serta barang-barang DPRD nyaris tak bisa dipergunakan kembali karena terendam air. Ida Hernida menuturkan, akibat banjir tersebut beberapa alat tulis kantor dan 15 komputer yang biasa digunakan ikut terendam banjir. Selain itu, 14 laptop yang belum pernah digunakan pun turut terendam sehingga kerugian ditaksir mencapai Rp1 miliar.
"Kalau untuk laptop mudah-mudahan masih bisa dipergunakan karena belum dipakai dan barangnya masih dibungkus plastik," ujar Ida kepada wartawan, Senin (10/6). Sementara itu, lanjut Ida, arsip yang terendam merupakan data pengadaan barang dan SPS anggota DPRD Jabar. Dia mengaku khawatir arsip yang terendam banjir itu hilang. Pasalnya, arsip asli beserta salinannya berada di ruang yang sama. "Saya khawatir arsip-arsip yang terendam itu tidak bisa dipergunakan kembali," tutur dia.
Dia menduga, banjir setinggi 1 meter di bagian bawah gedung diakibatkan karena peninggian Jalan Diponegoro. Dia menampik jika banjir tersebut karena buruknya drainase di kawasan Gedung DPRD. "Peristiwa ini paling parah. Padahal, hujan deras sebelumnya belum pernah terjadi seperti ini," kata Ida. Ida mengatakan untuk mengeluarkan genangan air harus menjebol pagar tembok. Sehingga, sekitar pukul 16.00 WIB pada Sabtu kemarin air bisa surut. - Berbagai Sumber -